๐ TOPINDIATOURS Breaking gadget: Mendingan Rakit PC atau Beli Laptop Gaming? Begin
Jakarta, Gizmologi – Polemik terkait rakit PC dan membeli laptop gaming selalu dibahas oleh para gamer dan juga mereka yang hobi mengikuti perkembangan dunia komputer dan teknologi. Biasanya, orang yang merakit PC memang ingin mengincar kebebasan dan bisa terus mendapatkan kualitas bermain game menjadi lebih imersif dan pastinya sesuai budget. Namun, tidak berarti juga membeli laptop gaming merupakan cara yang kurang ideal dalam bermain game.
Bisa dikatakan, keduanya memiliki plus dan minus-nya masing-masing, serta hal ini juga kembali dengan kebutuhan para pengguna dan konsumen. Hanya saja, banyak beberapa “oknum” yang mengatakan bahwa merakit PC merupakan kegiatan membuang waktu dan tidak ada gunanya, begitu juga orang yang membeli laptop gaming biasanya dikaitkan dengan orang yang tidak mengerti esensi teknologi dan kepuasan tersendiri.
Maka dari itu, artikel ini saya buat agar bisa memberikan pandangan yang lebih luas lagi terkait membeli laptop gaming dan juga merakit PC. Berikut adalah beberapa penjelasan, hingga kelebihan dan kekurangan dari merakit PC, serta membeli laptop gaming.
Baca Juga:ย Tips Rakit PC Gaming Edisi 2024, Mudah dan Simpel!
Alasan Konsumen Merakit PC dan Membeli Laptop Gaming
Segala kegiatan, yakni merakit PC maupun membeli langsung laptop gaming akan selalu didasari dengan alasannya tersendiri. Nah, biasanya orang yang merakit PC biasanya selalu ingin mengincar kebebasan dan kepuasan tersendiri. Misalnya, kamu bisa memilih sendiri spesifikasi PC kamu berdasarkan komponen yang kamu gunakan. Misalnya, cipset apa yang kamu gunakan, GPU, serta RAM apa yang ingin kamu gabungkan. Semua selalu berdasarkan dengan budget dan kebebasann kamu dalam merakit PC.
Biasanya, orang yang lebih ingin merakit PC akan mengatakan bahwa merakit PC sama seperti bermain Lego, dan ketika PC yang kamu bangun dari 0 bisa menyala, maka di situlah letak kepuasannya. Namun, apakah dengan membeli laptop gaming kamu tidak bisa merasakan kepuasannya? Menurut saya pribadi, tidak juga. Mengapa? Karena biasanya orang yang lebih memilih untuk membeli laptop gaming adalah orang-orang yang kesehariannya mayoritas di luar ruangan dan tidak memiliki banyak waktu untuk bermain game.
Nah, orang yang memilih untuk membeli laptop gaming akan menggunakan waktu luang mereka, entah itu di kantor atau di kafe sekalipun untuk bermain game. Bisa dikatakan, kamu bisa bermain game di mana saja, dan kapan saja. Bahkan, banyak laptop gaming yang sudah menggunakan spesifikasi tingkat tinggi dan bisa menyeimbangi kekuatan PC, dan tidak menutup kemungkinan bahwa laptop gaming sudah menawarkan spesifikasi yang juah lebih tinggi dibandingkan dengan PC kebanyakan (hal ini tergantung dengan budget dan spesifikasi PC itu sendiri).
Apa Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing
Kita akan membahas apa saja kelebihan dan kekurangannya dari membuat PC atau membeli laptop gaming, dan keduanya memiliki dampak yang berbeda-beda. Namun, semuanya balik lagi kepada perspektif kamu sebagai pengguna. Kita bisa mulai dengan merakit PC terlebih dahulu, biasannya orang yang ingin merakit PC adalah mereka yang ingin mengincar performa, dan seni merakit sebuah mesin.
Maka dari itu, membuat PC mendapatkan kelebihan dari segi kebebasan. Kamu bisa lebih leluasa mengatur budget dan juga berbagai komponen yang ada di pasaran. Misalnya, budget kamu sekitar Rp10.000.000, biasanya kamu sudah bisa mendapatkan VGA RTX 3000 Series atau RTX 4000 Series versi Enrty. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan procies (Prosesor) yang terbilang cukup kuat untuk mengangkat kegiatan gaming atau kegiatan editing. Misalnya, AMD Ryzen 7600x yang merupakan salah satu seri AMD yang tergolong all-rounder.
Namun, dari segi keekurangannya memang kamu tidak bisa mendapatkan mobilitas seperti apa yang didapatkan jika kamu membeli laptop gaming. Dalam artian kamu tidak bisa membawa PC kamu untuk bekerja di kafe atau pergi-pergi seperti apa yang bisa dilakukan laptop gaming. Hanya saja, para perakit PC tidak begitu memerhatikan hal ini dan mereka biasanya tidak masalah dengan kekurangan ini. Sebagian besar membuat PC memang sudah siap dengan kekurangan mobilitas, tetapi mereka bisa lebih bebas mengatur semua tegangan listrik dan semua performa dari komponen yang dipakai dalam PC mereka.
Jadi, rakit PC dan membeli laptop memang sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika kamu membeli laptop gaming, memang kamu sudah bisa melihat dari segi budget, dan kamu bisa menyesuaikan budget, tetapi tidak bisa sebebas kamu membuat PC. Namun, jika kamu ingin mendapatkan mobilitas seperti bermain game di kafe, maka kamu bisa melakukan hal ini jika kamu membeli laptop gaming.
Semua kegiatan seperti rakit PC sendiri atau membeli laptop akan kembali berbalik kepada para pengguna masing-masing. Jika kamu ingin mencoba untuk merakit mesin dan membuat mesin itu untuk bermain game, maka kamu bisa mencoba untuk membuat PC, dan kami juga pernah membuat artikel terkait cara merakit PC untuk para kreator. Namun, jika kamu ingin membeli laptop gaming, maka kamu akan mendapatkan kesan “bermain game di mana saja,”.
Artikel berjudul Mendingan Rakit PC atau Beli Laptop Gaming? Begini Penjelasannya yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
๐ Sumber: www.gizmologi.com
๐ TOPINDIATOURS Hot gadget: CEO GoTo, Patrick Walujo Mengundurkan Diri di Tengah I
Jakarta, Gizmologi –ย GoTo mengumumkan pengunduran diri Patrick Walujo dari jabatan CEO GoTo, Senin (24/11). Patrick telah menjadi CEO GoTo sejak Juni 2023.
Hans Patuwo, akan menggantikan Patrick menjadi CEO atau Direktur Utama GoToโsaat ini masih menjadi nominasi. Dalam proses penggantian orang ini, harus melalui proses persetujuan di Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mendatang, pada 17 Desember 2025.
โSaya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga besar GoTo atas dedikasi luar biasa selama dua setengah tahun ini, kerja keras seluruh tim telah menjadi kunci dalam membawa GoTo pada posisi yang lebih baik,โ ujar Patrick dalam rilis yang diterima Gizmologi.
Baca Juga:ย Peresmian Yayasan GoTo Merah Putih, Sasar Tiga Program untuk Mitra
Patrick Walujo Beri Selamat ke Nominasi CEO GoTo
Patrick telah membawa GoTo ke arah bisnis yang efisien dan inovatif. Salah satu hal besar yang dilakukan olehnya sepanjang menjadi CEO GoTo ialah kehadiran aplikasi GoPay secara mandiri. Hadirnya aplikasi GoPay tersendiri, merupakan strategi akses layanan keuangan digital masyarakat Indonesia.
Mantan CEO GoTo ini juga memberikan selamat kepada Hans Patuwo menjadi nominasi CEO selanjutnya. Nominasi dan transisi ini merupakan bagian dari proses suksesi yang telah disiapkan secara oleh direksi.
โSaya juga ingin memberikan selamat kepada Hans, yang telah memegang peran penting dalam perjalanan GoTo selama hampir satu dekade. Beliau memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai operasional GoTo,โ jelas Patrick.
Profil Hans Patuwo, Nominasi CEO GoTo Selanjutnya
Dengan pengalaman hampir delapan tahun di Gojek, Gopay, dan selanjutnya GoTo, Hans telah memimpin berbagai lini utama perusahaan. Ia telah bergabung dengan Gojek pada tahun 2018 sebagai Chief Operating Officer yang berfokus pada operasional mitra pengemudi dan transportasi.
Hans juga memainkan peran strategis dalam pengembangan dan ekspansi GoTo Financial (GTF) serta memimpin bisnis tersebut sebagai Presiden. Kepemimpinannya membuat GTF menjadi salah satu platform fintech terkemuka di Indonesia.
Saat ini, jabatan Hans ialah sebagai Chief Operating Officer dan Presiden On-Demand Services (ODS), beliau memimpin seluruh operasional di dalam ekosistem perusahaan. Melalui peran tersebut, beliau dijelaskan bisa mendorong pertumbuhan, efisiensi, dan profitabilitas lewat disiplin operasional yang berbasis data.
Sebelum bergabung dengan Gojek, Hans memiliki pengalaman bekerja di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Singapura di berbagai perusahaan multinasional. Ia juga pernah menjabat sebagai Partner di firma konsultan manajemen McKinsey.
Usulan Perubahan di Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris
Selain pergantian CEO GoTo, perusahaan juga mengumumkan beberapa perubahan pada manajemen dan komposisi Dewan Komisaris. Perubahan tersebut seperti mundurnya pengunduran diri Ade Mulyana, Direktur Public Affairs dan Communication. Ia mengundurkan diri untuk fokus pada komitmen keluarga dan aktivitas profesional lainnya di luar GoTo.
Sedangkan dari sisi komisaris, Pablo Malay dan Winato Kartono telah menyerahkan surat pengunduran diri. Lalu Andre Soelistyo dan Santoso Kartono telah dinominasikan untuk mengisi posisi tersebut.
Perubahan jajaran direksi ini pun dilakukan oleh GoTo di tengah isu merger dengan Grab. Adapun belum ada kepastian mengenai penggabungan dua perusahaan tersebut.
Artikel berjudul CEO GoTo, Patrick Walujo Mengundurkan Diri di Tengah Isu Merger yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
๐ Sumber: www.gizmologi.com
๐ค Catatan TOPINDIATOURS
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
โ Update berikutnya dalam 30 menit โ tema random menanti!